1.05.2010

Sistem Persampahan Indonesia

Di hamper kebanyakan kota di Indonesia, sampah dikumpulkan dan diangkut ke LPS (Lokasi Penampungan Sementara) sampah, untuk kemudian diangkut kembali ke LPA (Lokasi Pemusnahan Akhir) Sampah.

Sistem pengoleksian sampah dari lokasi penghasil sampah ke LPS dikenal sebagai pengumpulan sampah (collection) sedangkan sistem pentransportasian sampah dari LPS ke LPA dikenal sebagai pengangkutan sampah atau transportasi.

Dalam Panduan Teknis Sistem Persampahan Indonesia. Terdapat presentasi dalam pembiyaan sistem persampahan kota. Besaran-besaran tsb adalah sistem pengumpulan sampah (10%) sistem pengangkutan sampah (50%) dan sistem pemusnahan dengan teknologi lahan urug saniter (40%). Berdasarkan hal tsb, maka besaran yang paling mendominasi terdapat pada sistem pengangkutan sampah.


Dengan kata lain, besaran sistem pengangkutan sampah memiliki kemampuan menyerap sumber daya keuangan yang lebih tinggi dari besaran lainnya. Sehingga peningkatan efisiensi, efektifitas, serta produktifitas yang terkait sistem pengangkutan sampah, merupakan salah satu kunci utama untuk mereduksi total biaya sistem persampahan .

Seberapa Pedulikah Kita Terhadap Lingkungan Sekitar Kita
Pestisida Terhadap Lingkungan, baik Atau Buruk kah?

Banyak cara untuk memberantas hama, tetapi kadang-kadang cara pemberantasan yang digunakan justru menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Begitu pula pemberantasan hama dengan menggunakan senyawa pestisida. Berbagai efek negatif yang timbul begitu besar bagi kehidupan manusia.

Penggunaan pestisida sudah dikenal sejak tahun 1200SM, jadi ini bukan merupakan hal baru. Waktu itu manusia telah menanfaatkan kapur dan abu kayu untuk memberantas hama gudang. Sedangkan bangsa Romawi telah mengenal sulfur untuk membasmi serangga. Dalam perkembangan selanjutnya orang-orang Cina telah menggunakan garam arsenat untuk memberantas serangga di kebun pada abad ke 9.

Pada tahun 1939, Muller seorang ahli serangga menemukan DDT. Dalam perkembangannya DDT tidak hanya digunakan untuk membasmi serangga tetapi lebih dari itu untuk memberantas penyakit malaria. Dalam dunia kedokteran DDT juga digunakan untuk memberantas serangga pembawa penyakit kuning dan serangga pembawa kuman tifus.

Penggunaan pestisida di sector pertanian sangatlah dominan terkait pemenuhan kebutuhan pangan. Apalagi pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, ini menuntut penyediaan pangan yang cukup memadai. Tak dapat dipungkiri lagi dengan penggunaan pestisida, maka berkurangnya produksi yang mencapai 40 % dapat diselamatkan.

Penggunaan pestisida dalam pertanian khususnya holtikultura, sangatlah dominan, karena tanaman hortikultura sensitive terhadap serangan serangga, maka resiko kegagalan pada saat panen cukup besar.

Sementara itu penggunaan pestisida yang berlebihan dan tak terkendali selama beberapa dasa warsa ini telah menimbulkan bencana yang meluas, tidak hanya dalam bidang pertanian tetapi menyangkut lingkungan hidup secara luas.

Kehadiran pestisida yang semula sangat diharapkan sebagai pengendali hama, namun justri berakibat lainnya. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana selama ini justru menimbulkan resistensi hama atau dengan kata lain hama menjadi kebal terhadap penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang tidak terkontrol menyebabkan matinya organism tanah seperti cacing, jamur dan serangga tanah. Padahal organism tersebut berperan dalam menjaga tingkat kesuburan tanah. Selain itu penggunaan dalam dosis tinggi dapat menimbulkan residu dalam tanah. Kadang-kadang residu yang ditinggalkan dalam tanah bertahan lama dan bersifat sulit terurai. Cuaca yang kurang menguntungkan juga akan menghambat proses penguraian senyawa pestisida.

Bahkan menurut beberapa pengamat, keterpurukan produksi pertanian akhir-akhir ini tidak terlepas dari pemakaian pestisida secara serampangan. Sehingga banyak predator yang merupakan musuh alami hama mengalai kepunahan. Dengan demikian hama akan lebih berkembang lebih leluasa tanpa ada pesaingnya. Oleh karena itu akankah lebih baik bila kita kembali pada pertanian organik atau dikenal dengan sebutan Back to Nature


No comments:

Post a Comment